PERADABAN MESOPOTAMIA
A. SEJARAH SINGKAT PERADABAN MESOPOTAMIA
A. SEJARAH SINGKAT PERADABAN MESOPOTAMIA
Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani dari kata “Mesos
(Tengah)” dan Patmos (Sungai), yang artinya “daerah diantara sungai-sungai”.
Sungai yang dimaksud adalah sungai Trigis dan sungai Eufrat.
Kawasaan di lembah sungai Eufrat dan Tigris di bagi secara
alami menjadi dua kawasaan yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia bawah
(Babilonia). Pada zaman dahulu Mesopotamia atas memiliki dua pusat peradaban
utama, satu berada diwilayah Eufrat atas dan pusat yang lama terletak dimuara
Zab (sungai Tigris atas). Mesopotamia bawah yang merupakan situs bangsa Sumeria
dan Akkadia, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan. Bagian
utara terpusat disekitar Babillon, sedang bagian selatan terpusat di kota-kota
Sumeria seperti Lama, Esidu, dan Ur. Bangsa ini hidup pada 4000 SM dan dapat
bertahan dengan melakukan irigasi.
Dilihat dari kondisi Geografi
disebelah Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung batu, dan
area pertanian. Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi dengan rawa
yang luas dan tanah tandus
Tahun 3500 SM – 600 SM di
wilayah Irak khusunya lembah sungai Trigis berdiri beberapa kerajaan besar yang
membangun peradaban dunia paling awal, seperti Sumeria, Akkad, Assyiria dan
Babilonia.
Tahun 539 SM wilayah ini
(Mesopotamia) dikuasai kerajaan Persia setelah mengalahkan Babilonia Baru.
Tahun 331 SM Iskandar Agung
(Iskandar Dzulkarnain/Alexander The Great) mengusir bangsa Persia yang kemudian
pemerintahan Yunani berkuasa di wilayah ini (Orang Yunani menyebutnya
Mesopotamia).
Tahun 115 SM wilayah itu
menjadi bagian dari kekaisaran Roma selama 500 tahun. Kemudian sebagian
daerahnya dikuasai Persia daerah lain tetap dikuasai roma hingga datangnya
Islam.
Daerah Mesopotamia ini, sekarang
lebih dikenal dengan Republik Irak. Dikawasaan Mesopotamia ini, terdapat
berbagai macam bangsa (suku).
1.
Bangsa Sumeria
Bangsa
Sumeria merupakan bangsa pribumi Mesopotamia mereka telah ada sejak 5000 SM,
peradaban Sumeria berhasil kepada titik puncak pada tahun 2000 SM sekaligus
abad kehancurannya, pada fase berikutnya Bangsa Sumeria bercampur baur dengan
peradaban yang datang kemudian ke Mesopotamia semisal Akkadia, Babylonia (amori)
dan Asyyiria.
Bangsa Sumeria terkenal akan
kemampuannya dalam bidang agraris dan ternak hewan, selain itu mereka mampu
menciptakan teknik penulisan “paku” sekitar tahun 3000 SM. Mereka menggunakan ± 350 tanda
gambar, setiap gambar merupakan satu suku kata. Huruf-huruf itu dituliskan pada
papan tanah liat yang digoresi/ditulisi menggunakan karang yang keras dan
berujung tajam. Mereka pun ahli
dalam masalah ukiran kayu.
Bangsa Sumeria mendirikan kota-kota, antara lain adalah kota
Ur dan Sumer. Dimana pusat pemerintahan pada saat itu berada di kota Ur (kota
tertua pada masa bangsa Sumeria). Raja yang memerintah adalah Ur Nanseh
(2500SM) setelah itu Raja Gudea (2400SM). Selama kurang lebih 500 tahun bangsa
sumeria mengalami beberapa tragedi perebutan kekuasaan, akhirnya bangsa itu
lemah dalam hal persatuan. Dalam kelemahan itu, bangsa Akkadia dipimpin oleh
Raja Sargon melakukan penyerangan dan berhasil menaklukan sumeria pada tahun
kurang lebih 2000 SM.
2.
Bangsa Akkadia
Setelah berhasil merebut kekuasaan
dari Sumeria, bangsa Akkadia menjadi penguasa di Mesopotamia. Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang
berimigrasi dari Jazirah Arab ke wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium
ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria berakhir dengan penyatuan wilayah
kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah kekuasaan Raja Kish yang
dikenal dengan masa Lugalzagezi. Seperempat abad setelah itu Munculah King
Sargon (Shargoni-Shar-Ali), raja pertama dari Imperium Akkadia. Ia mendirikan
sebuah kota yang bernama Akkadah sekaligus menjadikannya Ibu Kota dari
Mesopotamia.
Pada masa pemerintahan bangsa
Akkadia, sebagian kebudayaannya diambil dari kebudayaan bangsa Sumeria. Maka
muncullah sebuah istilah Summer-Akkad berbahasa Semit. Namun secara teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh
peradaban Sumeria seperti perhitungan kalender tahunan berdasarkan bulan,
hitungan bilangan, timbangan, jarak dan lainnya, bahkan bangsa Akkadia mampu
membuat alat-alat dari bahan tembaga dan merakit kendaraan perang. Bangsa
Akkadia tidak pernah mengenal tulisan, karena mereka terbiasa dengan tradisi
oral (percakapan) akan tetapi lambat laun mereka mulai mengerti akan pentingnya
sebuah aksara untuk menulis bahasa mereka yaitu Bahasa Arami.
Selama kurang lebih 400 tahun
berkuasa di Mesopotamia, akhirnya kekuasaan Akkadia berhasil ditaklukkan oleh
bangsa Amorit (dari syiria sekarang), yang bergerak masuk ke wilayah
Mesopotamia melalui arah barat daya kemudian menyeberangi sungai Eufrat dan
melakukan penyerangan.
3.
Bangsa Babilonia
Ketika bangsa Amorit ( salah satu
dari Rumpun suku bangsa Haimiah) menaklukkan bangsa Akkadia. Sejarawan
mengatakan bahwa kerajaan babilonia didirikan oleh bangsa Amorit. Kata
babilonia berasal dari kata “Babilu” yang artinya ( Gerbang Menuju
Tuhan).
Sekitar
tahun 1800 SM, kerajaan Babilonia diperintahkan oleh seseorang yang bernama
Hammurabi. Serangan yang datang dari bangsa Hittite telah memperlemah keadaan
(1600 SM). Serangan itu terjadi pada masa pemerintahan Samsu Iluna (putera
Hammurabi) pada 1595 SM, raja Mursilis memimpin penyerangan terhadap kerajaan
Babillonia lama dan menguasainya serta membuat keadaan dalam abad gelap selama
150 tahun.
4.
Bangsa Assyria
Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Assyria.
Bangsa Assyira adalah bangsa semit
yang hijrah dari semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat
yang dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut
Mesopotamia. Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan
kebudayaan Akkadia, barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil
sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa
Mitanni, Hitties, Alcahien. Mereka membangun kota yaitu kota Asshur dan
kota Niniveh yang dijadikan ibu kota dari kekuasaan bangsa Asyria. Kekuasaan
ini disebut dengan corak militer. Hal ini dikarenakan Bangsa ini telah
menaklukkan daerah-daerah disekitar.
Shalmaneser
I adalah orang pertama yang mendirikan Negara Assyria (1206-1280 SM) putranya,
Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka
terutama ketika memerangi Babylon. Imperium Assyiria mencapai puncaknya selama
pemerintahan Sargon II. Bangsa Assyiria dikenal sebagai bangsa yang pandai
membuat kendaran, tank, dan berbagai alat pendobrak, selain itu gaya arsitektur
Assyiria memiliki ciri khas tersendiri dan sangat Indah.
Lambat laun kerajaan Assyria lemah
dan kelemahannya itu diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang didaerah
Mesopotamia selatan. Bangsa ini menyerang kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM,
ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya kerajaan Assyria.
5.
Bangsa Babilonia baru
Setelah Babilonia berhasil merebut
kekuasaanya kembali dari Asyria dibawah pimpinan Raja Nebukhadnezer
(Bukkhtanasar). Kini babilonia menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan lagi.
Kerajaan ini disebut dengan Babilonia Baru karena Raja Nebukhadnezer membangun
kembali babilonia sehingga menjadi pusat pemerintahan kembali dan di sebut
dengan Babilonia Baru.
Namun kekuasaan politik babilonia ke
dua ini tidak bertahan lama, sepeninggalan Raja Nebukhadnezer wilayah ini
ditaklukkan oleh Sirus Agung dari Persia.
Tabel Peradaban :
Keterangan
|
Sumeria
|
Akkadia
|
Babilonia
|
Asyiria
|
Babilonia Baru
|
Masa Awal Pemerintahan
|
3000 SM
|
2800 SM
|
2000 SM
|
1200 SM
|
612 SM
|
Ibu Kota
|
Ur
|
Akkadah
|
Babilon
|
Niniveh
|
Babilon
|
Raja Terkenal
|
UrNashe
|
Sargon
|
Hammurabi
|
Arsubani-Pal
|
Nebukad-Nezan
|
Peninggalan
|
Ziggurat, Tulisan paku
|
Budaya Sumer-Akkad
|
Hukum hammurabi
|
Lempeng tanah liat berisi ilmu
|
Taman gantung, Menara bibel
|
Sebab Keruntuhan
|
Akkadia
|
Babilonia
|
Asyiria
|
Babilonia Baru
|
Persia
|
C.
BABILONIA
a.
Sejarah Babilonia
Babilon dalam bahasa Akkadia disebut “Babilani” artinya “the
Gate of God” (Gerbang Tuhan/Dewa), namun pada kenyataannya Babilon berasal dari
bahasa Yunani bentuk dari istilah yahudi yaitu “Babel” yang sekaligus menjadi
ibukota babilonia. Disebelah utara babilon berbatasan dengan Assyria, di
sebelah Timur ada Elam, bagian Selatan berbatasan dengan Gurun Arab dan di
bagian Tenggara berbatasan dengan Teluk Persia.
Penduduk asli babilonia berasal dari bangsa Amori yaitu
rumpun ras semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab pada millennium ke-3 SM
kemudian mereka menetap di wilayah yang dikenal dengan daerah Mari yang
sebelumnya dikuasai oleh bangsa Sumeria dan Akkadia. Lambat laun bangsa Amori
mulai menggerogoti imperium Akkadia dan berhasil mendirikan sebuah kota yang
diberi nama Babylon, sekaligus ibu kota dari bangsa Amori, Sosok Samuabi sering
disebut-sebut sebagi pendiri pertama Dinasti Amori pada tahun 1830 SM.
Ada tiga periode dalam masa perkembangan dan peradaban
Babylon yaitu :
1.
The Old Babylonian Periode (2000-1595 BC)
2.
Midle Babylonian Periode (1595-1000 BC)
3.
Neo Babylonian Periode (1000-539 BC)
b.
Perkembangannya
Kehidupan dan peradaban bangsa Amori yang menjadi Cikal
bangsa Babylon sangatlah berbeda dengan pola peradaban bangsa Mesopotamia
lainnya, bangsa Amori mampu menciptakan sebuah model civil-peradaban baru
hingga mencapai puncaknya pada masa Raja Amori yang terkenal yaitu Hammurabi
(1728-1686).
Pada masa pemerintahan Hamurabi, Babylon sangat dikenal oleh
bangsa lain karena kekuatan ekspansi-militernya, Hamurabi berhasil menghalau
orang-orang Elam (Iran) dan menguasai wilayah pegunungan diarah Utara dan Timur
laut Mesopotamia. Tidak hanya itu Hamurabi terus berupaya memperkuat kekuasaannya
dengan cara beraliansi dengan bangsa-bangsa kuat lainnya, dibidang pemerintahan
ia pun membuat model Undang-undang yang mengatur tata kehidupan masyarakat dan
kerajaan yang dikenal dengan istilah “Codex Hammurabi”. Disisi lain kuil-kuil
tempat penyembahan pun dibangun oleh hamurabi, kesejahteraan para pendeta dan
ahli agama juga turut menjadi perhatiannya.
Sepeninggal kekuasaan Hamurabi, Babylonia semakin melemah
hingga pada akhirnya Bangsa Hitties yang berasal dari Asia kecil dan utara
Syiria menyerang Babylon dan menaklukannya namun mereka kembali lagi ke Negara
asalnya, namun malangnya Babylon
mendapat serangan kedua dari bangsa Khaskhi yang berasal dari pegunungan timur
laut Mesopotamia sekitar tahun 1550 SM dan berhasil dikuasainya.
Setelah beradab-abad lamanya Babylon mengalami kekalahan dan
dikuasai oleh bangsa Khaskhi, bangsa Assyiria dan Elam, akan tetapi ada saatnya
dimana bangsa Babylon yang berasal dari suku Kaldan bangkit dan memberontak
pemerintahan yang ada, saat itu bangsa Assyiria yang telah berkuasa. Gubernur
Babylon Nabopolassar memanfaatkan kelengahan bangsa Assyiria paska kematian
Raja mereka Ashurbanipal (Asshur-bel-nisheshu) sehingga berhasil merebut
Babylon pada tahun 622 SM.
Pemerintahan Nabopolassar cukup mengesankan dimata Bangsa
Babylonia karena berhasil memukul mundur dan menguasai Bangsa Assyiria dan
Syiria berkat upaya aliansinya dengan bangsa Media, akan tetapi Masa
Pemerintahan yang dianggap paling gemilang adalah periode kekuasaan
Nebukadnezar putra dari Nabopolassar.
Sepeniggal Nebukadnezar
Babylon dipegang oleh Amel Marduk anak dari Nebukadnezar, namun sayangnya Marduk
terlalu lemah dalam memimpin sehingga Babylon jatuh ketangan Yahudi
hingga akhirnya Babylon berhasil ditaklukan oleh Bangsa Persia.
D.
SOSIAL-BUDAYA,
POLITIK, DAN KEPERCAYAAN PERADABAN MESOPOTAMIA
1. Kepercayaan
(Agama)
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban
Mesopotamia. Maka, kepercayaan yang dianut bangsa ini pun menjadi sebuah dasar
dari kepercayaan-kepercayaan bangsa yang menguasai Mesopotamia lainnya. Bangsa
ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa.
Pertama
kali bangsa Sumeria masuk ke wilayah Mesopotamia, mereka sudah memiliki system
kepercayaan. Yang mana bangsa Sumeria sudah menyebah para Dewa (Politheisme).
Hingga bangsa Babilonia semasa kejayaannya mengadopsi kepercayaan tersebut.
System dari peradaban Mesopotamia yang dianut yaitu, ketika suatu Imperial
menguasai wilayah Mesopotamia maka seluruh Imperial atau bangsa yang lain harus
mengikuti apa yangn di perintah oleh Raja dari Imperial tertinggi, baik itu
mengenai system kepemerintahan maupun system keyakinan.
Bangsa
Babilonia sejak masa purbanya sampai pada masa perkembangannya menganut faham
keTuhanan yang Politeistik. Sekalipun faham ini cukup lama di anut bangsa Babilonia,
tetapi bangsa itu tidak mmpu merubah faham dan kepercayaannya. Dewa pertama
atau dewa tertinggi adalah dewa Marduk. Selain itu ada dewa-dewa alam yang
mereka sembah yakni:
1. Enlil (Dewa Bumi)
4. Sin (Dewa Bulan)
2. Ea
(Dewa Air)
5. Samas (Dewa matahari)
3. Anu (Dewa
Langit) 6. Ereskigal (Dewa
Kematian)
Di
jelaskan pula, bahwa masyarakat Mesopotamia harus selalu memenuhi kewajibannya
kepada Dewa, yaitu:
1. Memberikan Dewa Rumah ( kuil )
2. Patung dewa harus berpakaian mahal
3. Harus mengelolah tanah dan memasak
untuk para Dewa dari jagung dan buah-buahan yang dittanam di tanah kuil dan
kebun.
4. Harus merayakan Festival untuk
menyengakan para dewa
Salah satu kepercayaan agama Sumeria adalah bahwa
kehidupan dibumi adalah kehidupan hakiki, tidak ada kebahagiaan dan kesenangan
setelah dibumi. Sementara kehidupan kedua mirip dengan kematian sekalipun bukan
kematian yang sebenarnya, kehidupan tersebut adalah tempat kembali setiap
manusia, tidak ada perbedaan antara yang baik dengan yang jahat siapapun tidak
dapat mengelak hal itu, kecuali Dewa.
Kepercayaan bangsa
Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah
Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia,
berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa
dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.
2. Pemerintahan
(Politik)
Sejak
peradaban Mesopotamia berkembang, banyak terjadi persaingan atau perebutan
kekuasaan, yang mana tejadi konflik internal antar bangsa (rumpun). Mulai dari
pemimpin kekuasaan bangsa Sumeria, terus dikalahkan oleh bangsa Akkadia,
dan setelah Akkadia berkuasa, terkalahkan oleh bangsa Babilonia. Namun ketika
Babilonia kehilanggan pemimpin yang kuat, maka terkalahkan oleh bangsa Asyri,
tak lama akhirnya Babilonia mampu untuk menguasai Mesopotamia kembali dengan
sedikit perubahan nama menjadi Babilonia Baru. Masa kejayaan bangsa Babilonia
yaitu pada masa kepemimpinan Raja Hamurabbi. Selain sebagai raja, Hamurabbi
juga seorang pemimpin agama masyarakat Babilonia. Ia senantiasa memerintahkan
kaumnya untuk menaati aturan yang telah ditetapkan demi berjalannya roda
kehidupan danpemerintahan.
Sejak
awal pemerintahannya, Hammurrabbi telah memeperkenalkan sistem hukuman dalam
kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan pada nilai-nilai tradisional.
Hukum tersebut lebih dikenal sebagai hukum Hammurrabbi yang ditulis pada prasasti batu yang tingginya
kurang lebih 2,5 meter dan ditempatkan ditengah-tengah ibu kota Babilonia.Hukum
tersebut merupakan hokum tertulis pertama di dunia. Kitab Undang-Undang
Hammurabi ini sebagai "sebuah monumen kebijaksanaan dan keadilan”.
Dalam
hukum itu tertulis tentang peraturan-peraturan yang menyangkut bidang
pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu
terdiri dari 300 pokok UU. Pada setiap bagian tercantum
jenis-jenis pelanggaran dan hukumannya. Hukum tersebut dijalankan dengan tegas
dan keras sehingga tercipta suatu keadaan yang aman.
Hukum
Hammurabi menggambarkan tentang struktur ideal masyarakat Babilonia Lama. Diatas adalah raja, yang merupakan penguasa segala
sesuatu dikerajaannya. Kemudian dibawahnya terdapat tiga kelas sosial, awilum
(bangsawan), mushkenum (rakyat biasa), dan wardum (budak).
Kesemuanya memiliki tingkatan hukum yang berbeda menurut tingkat masyarakat
yang ada.
3. Masyarakat
(Sosial-Budaya)
Daerah
daerah di sekitar daerah Mesoptamia didiami oleh bangsa –bangsa yang termasuk
rumpun bangsa semit. Kehidupannya bersifat seminomadik. Mereka Hidup dari
beternak dan berdagang, namun setelah mendapat tanah–tanah yang subur, mereka
mulai hidup dari hasil pertanian (sudah mengenal sistem irigasi). Para pedagang
dapat melakukan aktivitas perdagangannya melalui sungai Eufrat dan Tigris.
Kira kira
tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang–orang
Mesopotamia Lebih banyak bertempat tinggal pada kota kota besar dan juga pada
ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur). Bangsa Sumeria telah
mengenal ilmu hitung, lingkaran 360 derajat, dan bangunan dari tanah liat yang
dikeringkan dengan panas matahari.
Daerah ini (Mesopotamia) juga merupakan lalu lintas
perdagangan yang strategis antara Laut Tengah dan Sungai Shindu. Dengan
demikian aktivitas perdagangan di Mesopotamia sangat ramai. Begitu pula sistem
pertanian dijalankan dengan baik dan sudah terdapat irigasi yang teratur, hasil
utamanya yaitu gandum dan kapas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mesopotamia merupakan peradaban
pertama di dunia. Yang mana wilayah ini memiliki lima imperial :
1. Sumeria, bangsa yang pertama kali memasuki dan menakhlukkan wilayah
Mesopotamia. Masa ini sudah mempunyai tatanan kepemerintahan yang terkoordinir,
masyarakat yang hidup dengan cara bertani, dan sudah mengenal tulisan. Tulisan
dari bangsa Sumeria disebut dengan “Tulisan
Paku”.
2. Akkadia, bangsa yang telah mengalahkan kekuasaan bangsa Sumeria dan
mengadopsi budaya bangsa Sumeria, sehingga muncullah kebudayaan baru yakni “Sumer Akkad” yang berbahasa Semit.
3. Babilonia, masa puncak kejayaan Babilonia yaitu pada masa Raja
Hammurabi. Hammurabi yang pertama kali mencetuskan sebuah Undang-Undang yang
mengatur tatanan hidup masyarakat pada waktu itu atau “Codex Hammurabi”.
4. Asyiria, pada
millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti
ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien.
Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka
terutama ketika memerangi Babylon. Namun ketika bangsa Asyiria lengah, Babilonia
mudah untuk merebut dan menguasai wilayah Mesopotamia kembali. Namun bukan lagi
disebut dengan Imperial Babilonia melainkan “Babilonia Baru”.
Wilayah
Mesopotamia berkembang dengan maju. Hingga mampu untuk menciptakan suatu
tatanan masyarakat yang terkondisirkan. Kepercayaan yang dianut yaitu
politeisme, mempercayai Dewa-Dewa, namun di balik itu ada dewa yang
tertinggi yaitu “Dewa Marduk” atau Dewa Matahari.
Peninggalan
dari peradaban ini sebagian masih ada dan terlestarikan, sebagian juga ada yang
mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan zaman. Tak bisa di pungkiri lagi
bahwa ilmu yang telah kita dapat adalah evolusi dari pemikiran dan kerja keras
masyarakat peradaban. Yakni munculnya pengetahuan berasal dari peradaban
Mesopotamia.
0 komentar:
Posting Komentar